Fakultas Ekonomi dan Bisnis - UPN Veteran Jakarta
Dr. Riyatno, S.H., LL.M, Deputi Bidang Pengembangan dan Iklim Penanaman Modal dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

FEBUPNVJ – Dalam rangka mendukung pengembangan kewirausahaan di kalangan anak muda, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta bekerja sama dengan SindoNews menyelenggarakan acara bertajuk Bekal Buat Si Paling Enterpreneur: Inovasi Kemudahan Perizinan. Acara yang berlangsung pada hari Selasa, (17/9/2024) ini dihadiri oleh mahasiswa, pelaku usaha muda, dan pemangku kepentingan lainnya.

Salah satu sorotan utama dalam acara tersebut adalah materi yang disampaikan oleh Dr. Riyatno, S.H., LL.M, Deputi Bidang Pengembangan dan Iklim Penanaman Modal dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam paparannya, Dr. Riyatno memaparkan sejumlah isu global yang berdampak pada perekonomian Indonesia, serta bagaimana Indonesia dapat merespons tantangan tersebut melalui peningkatan investasi dan pengembangan kewirausahaan.

Dr. Riyatno menjelaskan bahwa kondisi global saat ini masih menghadapi berbagai tantangan besar, di antaranya tensi geopolitik, melemahnya ekonomi Tiongkok (RRT), volatilitas harga komoditas, serta pengetatan moneter di negara-negara ekonomi maju. Selain itu, fragmentasi ekonomi dan perubahan iklim juga menjadi ancaman yang mempengaruhi stabilitas ekonomi global.

Meskipun demikian, proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2025 diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan tahun 2024, dengan inflasi yang mulai moderat. Dr. Riyatno menekankan bahwa meskipun risiko global masih tinggi, Indonesia tetap optimis karena pertumbuhan ekonomi yang kuat dan relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya. Salah satu faktor pendorong optimisme ini adalah pertumbuhan investasi yang terus meningkat secara konsisten.

Dalam konteks kewirausahaan, Dr. Riyatno menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki tantangan besar untuk meningkatkan rasio kewirausahaan. Saat ini, rata-rata rasio kewirausahaan di negara maju mencapai 10-12%, sementara Indonesia pada tahun 2024 menargetkan untuk mencapai rasio minimum 4%. Menjelang Visi Indonesia 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan, peran kewirausahaan menjadi semakin penting, terutama di kalangan generasi muda. Saat ini, hanya 19,5% anak muda Indonesia yang terlibat dalam kewirausahaan, yang mayoritas berada dalam skala mikro dan kecil.

Menurut Dr. Riyatno, untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045, diperlukan transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola. Investasi, terutama di bidang sains, teknologi, inovasi, dan produktivitas, menjadi motor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menghadapi berbagai isu global. Indonesia juga diuntungkan dengan bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, di mana penduduk usia produktif akan mencapai 68,3% dari total populasi.

Dengan dukungan investasi yang kuat dan pengembangan kewirausahaan yang berkelanjutan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara ekonomi besar di dunia pada tahun 2045. Dr. Riyatno menutup paparannya dengan menekankan pentingnya menciptakan SDM berkualitas, lapangan kerja yang berkualitas, dan pengembangan kewirausahaan sebagai kunci menuju pencapaian Indonesia Emas 2045.

Acara ini memberikan wawasan dan inspirasi kepada peserta, terutama para mahasiswa dan calon wirausahawan muda, untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada dan berperan aktif dalam membangun perekonomian Indonesia di masa depan.

Share :
Tags: