
FEBUPNVJ – Pada hari Sabtu (15/11/2025), telah berlangsung program kerja COMMENT (Conference Of Management) dengan tema “From Clicks to Conversion: The Future of Digital Marketing with AI”. Kegiatan ini diselenggarakan secara luring di Lantai 8, Medical Education and Research Centre (MERCe) Universitas “Veteran” Jakarta (UPNVJ). COMMENT 2025 merupakan program kerja yang bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam digital marketing, dengan fokus pada pengalaman praktis dan wawasan teoritis dari para pelaku industri, startup founders, dan praktisi yang telah sukses memanfaatkan AI. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami peran AI dalam digital marketing, berinteraksi dengan praktisi untuk mendapat wawasan nyata, serta mengembangkan kemampuan analitis dan kreatif yang relevan dengan kebutuhan industri.
Ibu Siti Hidayati, S.E., M.M., selaku Kepala Program Studi S1 Manajemen UPN “Veteran” Jakarta dalam sambutannya menegaskan bahwa perkembangan digital menuntut mahasiswa untuk memahami perubahan strategi pemasaran yang semakin dipengaruhi teknologi. Beliau menyampaikan bahwa COMMENT dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mempelajari penerapan AI dalam praktik bisnis, memperluas sudut pandang industri, dan membangun kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern.
Sesi pertama dibawakan oleh Alvon Timotius, selaku narasumber pertama mengulas pemanfaatan Artificial Intelligence dalam dunia digital marketing dari perspektif seorang AI-Powered Full Stack Digital Marketer. Alvon menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk riset pasar, perencanaan kampanye, analisis perilaku konsumen, hingga pembuatan konten yang lebih terukur. Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis data dalam memahami pola audiens dan mengoptimalkan strategi pemasaran agar menghasilkan konversi yang lebih efektif. Melalui berbagai contoh kampanye yang pernah ia tangani, Alvon mengajak peserta melihat bagaimana integrasi AI dapat meningkatkan efisiensi kerja serta membuka peluang baru dalam perancangan strategi digital yang adaptif dan kompetitif.
Materi berikutnya disampaikan oleh Daniel Manihuruk yang membahas percepatan produksi konten melalui pemanfaatan teknologi AI. Berdasarkan pengalamannya sebagai content writer, supervisor bisnis, dan co-founder agensi kreatif, Daniel menjelaskan bagaimana AI membantu proses ideation, penulisan naskah, pembuatan visual, hingga video generation. Ia memaparkan perkembangan pesat teknologi kreatif berbasis AI serta mengingatkan bahwa alat ini bukan pengganti kreativitas manusia, melainkan pendukung yang mampu meningkatkan produktivitas. Daniel juga menekankan pentingnya eksplorasi alat dan teknik baru agar mahasiswa dapat membangun portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri kreatif digital. Materi ini memberikan gambaran praktis tentang cara mahasiswa memanfaatkan AI sebagai nilai tambah dalam pemasaran modern.
Sesi berikutnya diisi oleh Safa Alattas yang membahas penggunaan AI dalam aktivitas pemasaran dari sudut pandang seorang brand dan marketing manager. Safa menunjukkan bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk mempercepat ideation, menyusun copywriting, mengoptimalkan iklan, hingga menganalisis Key Opinion Leader. Ia menggambarkan perbedaan proses kerja sebelum dan sesudah hadirnya AI. Mulai dari teknik rhyming yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam hingga kini dapat diselesaikan dalam hitungan menit, hingga otomatisasi A/B testing, auto-optimize ads, dan penggunaan AI chatbot untuk interaksi pelanggan. Safa juga menegaskan pentingnya etika dalam pemanfaatan AI. Ia menyoroti aspek transparansi, perlindungan data pribadi, pencegahan bias, serta kehati-hatian terhadap pelanggaran hak cipta agar penggunaan AI tetap aman dan bertanggung jawab. Ia menekankan bahwa AI bukan pengganti kreativitas, tetapi alat yang mempercepat kerja dan meningkatkan kualitas keluaran, sehingga marketer yang tidak memanfaatkannya berisiko tertinggal di industri yang semakin kompetitif.
Sesi berlanjut ke talkshow yang membahas strategi memberikan data dan konteks yang tepat ke AI, pemahaman target audiens, serta pentingnya upskilling bagi kreator agar tetap relevan di era digital. Empat peserta aktif bertanya, yaitu Rakha, Sira, Zahir, dan Yora. Rakha mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana kreator bisa membuat konten yang tetap unik dan menarik meski banyak konten serupa diproduksi AI. Menanggapi hal tersebut, narasumber menjelaskan bahwa kunci utama adalah melatih AI sesuai gaya dan ciri khas kreator, memberikan data dan konteks yang relevan, serta memahami target audiens sehingga konten yang dihasilkan tetap memiliki nilai tambah, berbeda dari konten generik, dan mampu mempertahankan engagement audiens.
Menjelang akhir acara, panitia memberikan sertifikat kepada seluruh narasumber sebagai bentuk apresiasi. Kegiatan berlanjut dengan booth activation yang menampilkan penerapan asisten AI dalam digital marketing oleh Alvon Timotius, lalu dilanjutkan dengan networking session yang memberi ruang bagi peserta untuk bertukar insight dan memperluas koneksi. Melalui kegiatan ini, peserta makin paham bagaimana AI membentuk strategi pemasaran modern, lebih terlatih menggunakan pendekatan berbasis data, dan melihat peluang kolaborasi nyata antara kampus dan dunia industri yang relevan dengan kebutuhan bisnis saat ini.
