Kuliah umum bersama Prof. Dr. Asad Zaman dari International Islamic University Islamabad (IIUI)

FEBUPNVJ – Sebagai bagian dari komitmen akademik dalam menguatkan literasi keilmuan dan memperkaya perspektif mahasiswa, Program Studi S1 Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) sukses menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Rebuilding Economics on Islamic Foundations: A Call for Intellectual Revival” pada Selasa, 11 November 2025 bertempat di Auditorium Gedung Moh. Yamin, FISIP UPNVJ.

Acara diawali dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Muhammad Anwar Fathoni, Lc., M.A., CDIF, yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya kuliah umum ini sebagai wadah pembelajaran lintas pemikiran yang mampu memperkaya perspektif mahasiswa dan dosen terhadap arah pembangunan ekonomi Islam di masa depan. Setelah sambutan, dilaksanakan penyerahan sertifikat kepada narasumber dan moderator sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi dan kontribusinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama yang menjadi simbol kebersamaan antara dosen, mahasiswa, dan tamu undangan.

Acara utama dipandu oleh moderator yaitu Muhammad Faiz Andeaz Fawwaz, S.E., M.A., yang membawakan jalannya kuliah umum dengan suasana akademik yang dinamis dan interaktif. Narasumber utama, Prof. Dr. Asad Zaman dari International Islamic University Islamabad (IIUI), menyampaikan gagasan mendalam mengenai urgensi membangun kembali fondasi ilmu ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dalam paparannya, Prof. Zaman menegaskan bahwa ekonomi modern tidak cukup hanya direformasi, melainkan harus dibangun ulang secara menyeluruh. Ia menjelaskan bahwa sistem ekonomi saat ini berdiri di atas dasar sekularisme yang menyingkirkan peran Tuhan dan nilai-nilai akhirat dari kehidupan sosial, sehingga melahirkan individualisme, hedonisme, dan kompetisi tanpa batas.

Sebaliknya, menurut Prof. Zaman, ekonomi Islam seharusnya berlandaskan nilai kooperatif dan tanggung jawab sosial, di mana kekuatan digunakan untuk melindungi yang lemah dan kekayaan dikelola demi kemaslahatan bersama. Prinsip tersebut menjadikan aktivitas ekonomi bukan hanya persoalan duniawi, melainkan juga bagian dari ibadah dan sarana untuk menegakkan keadilan sosial. Lebih lanjut, beliau menyoroti pandangan Islam terhadap kemiskinan yang dipahami sebagai ibtila (ujian), bukan kegagalan ekonomi. Baik kekayaan maupun kemiskinan merupakan ujian moral bagi manusia untuk menjaga amanah dan integritasnya. Oleh karena itu, pendidikan ekonomi Islam menurutnya harus mampu menyatukan teori dan praktik agar tidak terjebak dalam pendekatan yang abstrak seperti ekonomi konvensional. “Ekonomi Barat mengajarkan cara kerja mobil, tapi tidak mengajarkan cara mengemudi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pendidikan ekonomi Islam seharusnya membimbing mahasiswa agar mampu ‘mengemudi’ yaitu menerapkan nilai-nilai Islam dalam praktik ekonomi yang nyata, adil, dan berkeadaban.

Sepanjang sesi pemaparan, para mahasiswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan aktif mengajukan pertanyaan terkait relevansi teori ekonomi Islam terhadap tantangan global, serta langkah konkret yang dapat dilakukan untuk membangun sistem ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai keadilan dan kemaslahatan. Diskusi berjalan hangat dan reflektif, menunjukkan semangat kritis mahasiswa dalam memahami substansi ekonomi Islam secara komprehensif.

Kegiatan kemudian ditutup dengan ucapan terima kasih dari pihak penyelenggara, disertai harapan agar kuliah umum ini menjadi momentum kebangkitan intelektual bagi mahasiswa Ekonomi Syariah dalam menghidupkan kembali semangat pemikiran ekonomi Islam yang berlandaskan nilai-nilai ketuhanan, keadilan, dan kemaslahatan umat. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Program Studi S1 Ekonomi Syariah UPN “Veteran” Jakarta semakin meneguhkan perannya sebagai pusat pengembangan ilmu ekonomi Islam yang visioner, kritis, dan berintegritas, sejalan dengan semangat “Intellectual Revival” yang diusung dalam kuliah umum kali ini.

Share :