Fakultas Ekonomi dan Bisnis - UPN Veteran Jakarta
Margareth Bango CMILT, seorang ahli di bidang rantai pasokan dan perwakilan dari WiLAT GVC South and East Africa

FEBUPNVJ – Dalam rangka memperkuat sinergi regional antara Asia Tenggara dan Afrika, acara talkshow Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta bertajuk Leveraging Regional Synergies 2.0 sukses digelar dengan mengusung tema “Harnessing Women Leadership & Youth Empowerment in Shaping a Sustainable Global Supply Chain Between Southeast Asia & Africa”. Acara ini dilaksanakan pada hari Selasa (1/10/2024) di Ruang Diploma FISIP dan mengundang para pemimpin dari kedua kawasan untuk berdiskusi mengenai peran kepemimpinan perempuan dan pemberdayaan pemuda dalam menciptakan rantai pasokan global yang berkelanjutan.

Salah satu pembicara utama yang sangat ditunggu-tunggu adalah Margareth Bango CMILT, seorang ahli di bidang rantai pasokan dan perwakilan dari WiLAT GVC South and East Africa. Dalam sesi presentasinya, Margareth Bango menggarisbawahi pentingnya kolaborasi strategis antara Asia Tenggara dan Afrika dalam mengembangkan rantai pasokan global yang lebih kuat dan tangguh.

Dalam presentasinya, Bango memaparkan bahwa kolaborasi antar dua kawasan ini menawarkan peluang besar untuk ekspansi pasar dan diversifikasi. Menurutnya, dengan adanya sinergi, perusahaan di Asia Tenggara dan Afrika dapat menjangkau pasar-pasar baru yang sedang berkembang. Hal ini juga membuka peluang bagi bisnis untuk menyesuaikan produk dan layanan mereka guna memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam, sehingga meningkatkan daya saing dan penetrasi pasar​.

Bango juga menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur yang lebih baik untuk mendukung rantai pasokan, seperti investasi di sektor logistik dan transportasi, termasuk jalan raya, pelabuhan, dan rel kereta. Selain itu, integrasi teknologi seperti sistem pelacakan digital dan otomatisasi menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional​.

Menurut Bango, kerjasama melalui perjanjian bilateral dan multilateral antara negara-negara di Asia Tenggara dan Afrika dapat mengurangi tarif, menyederhanakan proses bea cukai, serta mendorong investasi lintas batas. Pemerintah juga diharapkan menerapkan kebijakan yang mendukung kolaborasi ekonomi melalui insentif dan subsidi​.

Dalam hal daya tahan rantai pasokan, Bango menyoroti pentingnya diversifikasi sumber pasokan untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok tunggal. Ini akan membantu mengurangi risiko terkait ketidakstabilan geopolitik atau gangguan pasokan​.

Lebih lanjut, Bango menyatakan bahwa kolaborasi di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) akan mendorong inovasi dalam teknologi rantai pasokan dan proses, serta menciptakan keunggulan kompetitif bagi kedua kawasan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya transfer teknologi untuk mempercepat pertumbuhan industri lokal dan meningkatkan efisiensi​.

Acara ini berhasil menarik perhatian para pemangku kepentingan di berbagai sektor, termasuk pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis. Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan hubungan antara Asia Tenggara dan Afrika akan semakin erat, menciptakan rantai pasokan yang lebih kuat dan tangguh di tengah tantangan global.

Share :
Tags: