Fakultas Ekonomi dan Bisnis - UPN Veteran Jakarta
Pemaparan Materi Oleh Narasumber , Dr. Wahyu T. Setyobudi dari Global Business Marketing, Binus Business School

FEBUPNVJ – Dalam acara bertajuk “Bekal Buat Si Paling Enterpreneur: Inovasi Kemudahan Perizinan” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta dan SindoNews, salah satu pembicara utama, Dr. Wahyu T. Setyobudi dari Global Business Marketing, Binus Business School, memaparkan bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan potensi kewirausahaan mereka sejak dini. Dengan judul presentasi “Menyemai Cuan Sejak Dini”, Dr. Wahyu memberikan panduan praktis bagi para mahasiswa untuk menemukan peluang usaha sambil kuliah.

Dr. Wahyu menekankan bahwa mahasiswa memiliki energi yang melimpah dan ide-ide segar yang dapat mendobrak batas-batas kewirausahaan tradisional. “Mahasiswa memiliki dua aset penting, yaitu kaya ide dan energi melimpah,” ujarnya. Dengan wawasan yang luas dan pola pikir intelektual, mahasiswa dapat memanfaatkan peluang bisnis yang hadir di sekitarnya. Menurut Dr. Wahyu, mahasiswa juga memiliki kelebihan dalam hal inovasi karena mereka terpapar berbagai disiplin ilmu dan lingkungan kreatif selama masa perkuliahan.

Dalam paparannya, Dr. Wahyu memperkenalkan konsep Cash Flow Quadrant” yang dipopulerkan oleh Robert Kiyosaki. Quadrant ini membagi sumber penghasilan seseorang ke dalam empat kategori, yaitu Employee (Karyawan), Self-Employed (Pekerja Mandiri), Business Owner (Pemilik Usaha), dan Investor. Ia mendorong mahasiswa untuk berpikir di luar kategori karyawan dan mulai mengembangkan bisnis atau menjadi investor sejak dini.

“Mahasiswa perlu mencari aset pribadi yang bisa dimanfaatkan untuk cuan, baik itu hobi, skill, uang, properti, jejaring, atau bahkan penampilan,” ungkap Dr. Wahyu. Dengan pengelolaan aset yang tepat, mahasiswa bisa mulai menghasilkan pendapatan tambahan sambil tetap menempuh pendidikan.

Selain menemukan sumber cuan, Dr. Wahyu juga menekankan pentingnya mindset kewirausahaan. Menurutnya, pola pikir ini mencakup perubahan dari konsumsi ke produksi, dari pemain pasif (victim) menjadi pemain aktif (player), serta dari mentalitas kelangkaan (scarcity) menjadi kelimpahan (abundance). Dengan pola pikir yang tepat, mahasiswa dapat lebih siap untuk beradaptasi dengan tantangan bisnis yang mereka hadapi.

Pengelolaan waktu juga menjadi faktor krusial yang diangkat Dr. Wahyu. Ia menyarankan mahasiswa untuk fokus pada hal-hal yang penting dan mendesak terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan tugas-tugas lainnya. Dengan manajemen waktu yang efektif, mahasiswa dapat menyeimbangkan antara kuliah dan usaha yang sedang mereka bangun.

Dr. Wahyu menggarisbawahi pentingnya perencanaan bisnis yang matang. Hal ini mencakup merancang produk, model bisnis, dan proyeksi keuangan yang realistis. Tanpa perencanaan yang jelas, ide bisnis yang potensial hanya akan menjadi wacana. Setelah itu, eksekusi yang baik adalah kunci untuk mewujudkan rencana menjadi kenyataan.

Ia juga menyarankan mahasiswa untuk selalu menganalisis hasil dari rencana bisnis mereka secara berkala. Hal ini penting untuk mendapatkan pembelajaran yang dapat memperbaiki strategi bisnis ke depan.

Dr. Wahyu menutup paparannya dengan menyoroti pentingnya kewirausahaan di kalangan mahasiswa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia saat ini memiliki rasio kewirausahaan yang relatif rendah, yaitu 3,47%, sedangkan untuk menjadi negara maju pada tahun 2045, rasio tersebut harus mencapai minimal 12%. Mahasiswa sebagai generasi muda dapat menjadi tulang punggung dalam mencapai target ini.

Acara ini diharapkan dapat membuka wawasan para mahasiswa untuk memulai langkah-langkah awal dalam dunia kewirausahaan. Dengan potensi besar yang dimiliki, mahasiswa Indonesia dapat menjadi pilar penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.

Share :
Tags: