Fakultas Ekonomi dan Bisnis - UPN Veteran Jakarta

FEBUPNVJ – Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta mengadakan kegiatan Sharing Kolaborasi join riset antara FEB UPNVJ dengan UniKL Businnes School pada hari senin (26/2/2024) bertempat di ruang rapat FEB. Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen Manajemen dan Prof. Abdul Razak Abdul Hadi serta Dr. Mohd Hanafia Hurid dari UniKL.

Dalam sambutannya, Dr. Jubaedah, Dekan FEB menyampaikan bahwa kegiatan ini nantinya tidak hanya dengan prof. Abdul Razak saja “Semoga akan ada team-team lain yang akan melakukan join research. Join research ini merupakan tuntutan untuk mendapatkan akreditasi unggul. Harapannya penelitian ini menjadi pembuka jalan dalam kolaborasi lainya dalam bentuk pertukaran dosen, mahasiswa, pengabdian masyarakat di Indonesia maupun Malaysia.” jelas Jubaedah.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama antara FEB UPVNJ dengan Universitas Kuala Lumpur Business School khususnya di bidang penelitian. Melalui acara ini, dosen dan mahasiswa UI dan UM melakukan research sharing dan diskusi, serta eksplorasi potensi kolaborasi riset di masa depan.

Dr. Jubaedah, Siti Hidayati, Indri Arrafi, Dr. Mohd Hanafia, dan Prof. Abdul Razak merupakan sebuah tim kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia yang melakukan Penelitian tentang Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas Bank – Bukti dari Sektor Perbankan Malaysia dan Indonesia. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang didorong oleh motivasi untuk melihat dampak tingkat inflasi terhadap kinerja keuangan sektor perbankan di Malaysia dan Indonesia. Dengan menggunakan teori kuantitas uang sebagai teori yang mendasarinya, penyelidikan ini dilakukan berdasarkan data sekunder tahunan yang diambil dari database Bank Dunia selama periode penelitian selama 22 tahun dari tahun 2000 hingga 2021.

Bukti empiris menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang yang positif dan signifikan antara inflasi dan kinerja bank di Malaysia yang diukur dengan rasio aset modal (CAR) dan laba atas ekuitas (ROE). Dalam kasus Indonesia, keseimbangan jangka panjang hanya terlihat ketika kinerja bank diukur dengan ROE. Indonesia telah mengalami inflasi yang berkepanjangan sejak tahun 2000. Situasi ini membuat bank-bank di Indonesia mempertimbangkan untuk mengenakan premi inflasi yang lebih tinggi dalam penetapan harga produk mereka.

Oleh karena itu, tim peneliti menyampaikan bahwa industri perbankan di Malaysia dan Indonesia masih perlu terus diawasi oleh bank sentral untuk memastikan bank tetap tangguh terhadap perubahan lingkungan pasar dalam jangka panjang. Penting juga bagi kedua pemerintah untuk mempertimbangkan penargetan inflasi sebagai tujuan utama guna mencapai pembangunan sektor perbankan domestik yang layak dan efektif serta pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan

Share :