
FEBUPNVJ — (4/12/2025) Pada pelaksanaan The 5th Jakarta Economic Sustainability International Conference Agenda Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), Rian Harseno, Ph.D. dari Kyungsung University, Korea Selatan, menyampaikan paparan ilmiah yang menyoroti pentingnya strategi lokasi dan desain pengalaman dalam menentukan keberhasilan bisnis fine dining. Melalui studi berbasis location intelligence pada restoran-restoran berbintang Michelin di Busan, presentasi ini memberikan perspektif strategis yang relevan bagi wirausahawan dan pelaku industri kuliner premium.
Dr. Rian menjelaskan bahwa keputusan lokasi merupakan keputusan bisnis paling krusial dalam industri fine dining, mengingat tingginya kebutuhan investasi awal (CapEx), margin keuntungan yang tipis, kontrak sewa jangka panjang, serta ketidakpastian permintaan pasar. Dengan demikian, analisis spasial dan pemahaman terhadap pola distribusi pelanggan menjadi fondasi strategis dalam meminimalkan risiko bisnis.
Melalui penelitian yang melibatkan 28 restoran Michelin di Busan, 9.898 ulasan Google, serta pemetaan spasial menggunakan QGIS, Dr. Rian menemukan bahwa dua wilayahyaitu Haeundae dan Busanjin, bertindak sebagai “culinary gravity centers” yang menarik arus wisata kuliner dan menunjukkan konsentrasi tinggi ulasan positif dan aktivitas pelanggan. Wilayah tersebut menawarkan peluang investasi yang lebih besar bagi pelaku usaha kuliner karena visibilitas dan kepadatan interaksi digital yang lebih tinggi.
Analisis jaringan ko-okurensi menunjukkan bahwa kualitas makanan, layanan, dan suasana membentuk tiga pilar utama kepuasan pelanggan. Istilah “good” mencerminkan kualitas pengalaman secara keseluruhan, sedangkan “delicious” merepresentasikan persepsi kualitas makanan secara spesifik. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan restoran premium tidak hanya ditentukan oleh cita rasa, tetapi juga konsistensi layanan dan penciptaan atmosfer yang berkesan.
Lebih jauh, pemetaan sentimen menunjukkan bahwa Haeundae dan Busanjin bukan hanya pusat kuliner, tetapi juga wilayah dengan tingkat frekuensi sentimen positif yang tinggi. Overlap antara kedua sentimen (“good” dan “delicious”) menjadi indikator kuat restoran dengan performa terbaik. Informasi ini memberikan business intelligence penting bagi pengusaha untuk mengukur posisi kompetitif dan peluang pengembangan usaha.
Dr. Rian kemudian menawarkan kerangka strategis lokasi bagi wirausahawan kuliner, termasuk pemilihan distrik yang tepat, penguatan kolaborasi ekosistem dengan hotel dan pusat perbelanjaan, optimalisasi pengalaman pelanggan, serta pendekatan analitis dalam pengelolaan ulasan daring. Strategi ini menjadi dasar untuk menurunkan risiko pembukaan restoran baru serta meningkatkan peluang keberlanjutan bisnis.
Dalam kesimpulannya, Dr. Rian menegaskan bahwa kombinasi pemilihan lokasi, pengalaman kuliner yang dirancang dengan baik, dan pemantauan sentimen pelanggan berbasis data merupakan faktor kunci bagi kesuksesan restoran fine dining. Selain itu, ia mendorong pembuat kebijakan untuk berinvestasi dalam pengembangan distrik kuliner dan infrastruktur pendukung sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Paparan ini menjadi salah satu kontribusi penting dalam JESICA 2025, menegaskan bahwa inovasi, digitalisasi, dan pendekatan berbasis data tidak hanya relevan bagi industri teknologi, tetapi juga memainkan peran sentral dalam ekosistem bisnis kuliner premium yang semakin kompetitif.
