
FEBUPNVJ — (4/12/2025) Pada penyelenggaraan The 5th Jakarta Economic Sustainability International Conference Agenda (JESICA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) , Rezzy Eko Caraka, peneliti dari BRIN Indonesia sekaligus akademisi di Chung Yuan Christian University (CYUT), Taiwan, memaparkan kajian komprehensif mengenai dinamika digital, peran media, serta dampaknya terhadap perilaku ekonomi melalui studi kasus MBG Food Poisoning Sentiment.
Dalam presentasinya, Rezzy menekankan bahwa digitalisasi telah menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi yang mendorong efisiensi, menurunkan biaya transaksi, serta mempercepat inovasi dan pembentukan model bisnis baru. Di tingkat bisnis, digitalisasi bahkan menjadi kebutuhan strategis yang menentukan daya saing perusahaan melalui pemanfaatan data real-time, otomasi proses, serta kemampuan adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.
Sebagai ilustrasi, beliau mengangkat insiden dugaan keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi viral di berbagai platform digital. Melalui pendekatan big data analytics berbasis konten YouTube, penelitian ini melihat bagaimana pola arus informasi, sentimen publik, dan narasi media terbentuk dan memengaruhi persepsi masyarakat. Data menunjukkan bahwa September 2025 menjadi puncak publikasi dengan 264 video terkait isu tersebut, yang sebagian besar berasal dari kanal berita nasional dan regional.
Analisis juga mengungkap adanya pola viralitas konten negatif, di mana algoritma platform cenderung memperkuat penyebaran informasi yang emosional dan kontroversial. Beberapa kanal menampilkan sentimen ekstrem negatif, terutama terkait tragedi, insiden kritis, atau pemberitaan sensasional. Sebaliknya, beberapa kanal arus utama seperti Liputan6 dan SINDOnews menunjukkan kecenderungan sentimen yang lebih positif melalui strategi pemberitaan yang lebih menenangkan.
Rezzy menegaskan bahwa fenomena tersebut menunjukkan bagaimana dinamika informasi digital dapat memengaruhi persepsi publik, stabilitas reputasi institusi, dan respons kebijakan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap struktur naratif multimodal (meliputi visual, audio, dan reaksi audiens) menjadi penting dalam merancang strategi komunikasi publik yang efektif, khususnya pada sektor layanan masyarakat seperti program pangan dan kesehatan.
Dalam penutupnya, beliau menekankan bahwa penguatan literasi digital, peningkatan tata kelola informasi, serta kolaborasi antara pemerintah, media, dan akademisi menjadi langkah krusial dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi di tengah arus informasi digital yang berkembang cepat. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan dan strategi komunikasi yang lebih adaptif, transparan, dan berbasis data.
