
FEBUPNVJ – Pada hari Sabtu (11/10/2025) telah dilaksanakan acara Grand Investment Outlook 202 5yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Acara ini diselenggarakan secara Offline di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Gedung A dan Online melalui Zoom Meeting. Berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Grand Investment Outlook berhasil menarik partisipasi dari mahasiswa/i dan pelajar dari seluruh Indonesia, dengan mengusung tema ”How Politics, Economics, and Mega Projects Reshape Indonesia’s Investment Landscape”. Dengan didukung oleh Syailendra Capital sebagai sponsor yang ikut serta dalam mensukseskan acara Grand Investment Outlook. Kegiatan ini dilakukan dengan Talkshow yang diisi oleh 3 pembicara yaitu Rizki Jauhari Indra, CFA selaku Head of Research Analyst di Syailendra Capita, Muhammad Farras Farhan selaku Senior Equity Research Analyst di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan Rizky Adhi Ramadhan selaku Equity Research Analyst di Segara Research Institute. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman generasi muda mengenai dunia investasi serta memperluas wawasan mengenai arah perkembangan pasar modal di Indonesia.

Sesi Talkshow pada acara ini dipandu oleh moderator I Putu Saptajaya, CSA, CFP, CRP (Asia) dan menghadirkan 3 Pembicara inspiratif yaitu Rizki Jauhari Indra, CFA selaku Head of Research Analyst di Syailendra Capita, Bapak Muhammad Farras Farhan selaku Senior Equity Research Analyst di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan Bapak Rizky Adhi Ramadhan selaku Equity Research Analyst di Segara Reseach Institute. Diskusi berlangsung dengan dinamis dan interaktif, di mana ketiga pembicara saling melengkapi pandangan satu sama lain. Fokus pembahasan terletak pada pengaruh arah politik nasional, kondisi ekonomi, serta pembangunan mega proyek terhadap perubahan iklim investasi di Indonesia, khususnya pada sektor pasar modal dan saham. Menurut Rizki Jauhari Indra, CFApemerintah telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, namun masih diperlukan peningkatan dalam hal implementasi kebijakan agar dampaknya lebih nyata terhadap sektor riil maupun pasar modal. Salah satu kebijakan yang dianggap potensial adalah Program Makan Siang Gratis (MBG) yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru melalui pengembangan struktur dan logistik, serta memberikan multiplier effect pada aktivitas ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Daya beli yang meningkat ini berpotensi mendorong kinerja sektor konsumsi dan memperkuat prospek saham-saham terkait di pasar modal.
Sementara itu, Muhammad Farras Farhan menyoroti bahwa dari sisi ekonomi, tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah masih lemahnya permintaan konsumen (consumer demand). Ia menjelaskan bahwa program MBG dapat berdampak positif terhadap sektor konsumsi, terutama pada saham-saham perusahaan yang bergerak di industri bahan pangan seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Program ini dapat meningkatkan volume permintaan terhadap produk daging dan ayam, sehingga mendukung pertumbuhan pendapatan emiten di sektor tersebut. Namun, Bapak Farras juga menegaskan pentingnya pemantauan dan evaluasi berkala agar program pemerintah tersebut tetap memberikan dampak positif dan berkelanjutan terhadap perekonomian dan kinerja pasar saham nasional.

Selanjutnya, Rizky Adhi Ramadhan menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di kalangan masyarakat menengah ke bawah masih perlu diperkuat. Ia menilai bahwa tingkat konsumsi domestik yang masih rendah perlu ditingkatkan melalui pemberian stimulus ekonomi di berbagai sektor, sehingga mampu menggerakkan aktivitas bisnis yang akan berdampak positif pada pasar modal. Program MBG dinilai efektif karena selain memberikan asupan gizi yang lebih baik bagi generasi muda, juga menciptakan rantai ekonomi yang produktif tanpa bergantung pada bantuan tunai langsung. Menurutnya, keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh transparansi, akuntabilitas, dan keterbukaan dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Peningkatan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi yang sehat di tingkat masyarakat akar rumput pada akhirnya akan memperkuat fundamental ekonomi makro dan menjadi katalis positif bagi iklim investasi saham di Indonesia.
Setelah sesi talkshow berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion (FGD). Pada sesi ini, setiap peserta dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri atas delapan orang. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk menganalisis studi kasus mengenai berbagai tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan investasi. Dalam diskusi tersebut, peserta diminta untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, solusi, serta peran penting berbagai pihak dalam menghadapi permasalahan investasi tersebut. Kegiatan FGD ini bertujuan untuk melatih kemampuan analisis, berpikir kritis, dan kerja sama peserta dalam memahami dinamika dunia investasi secara lebih mendalam. Secara keseluruhan, kegiatan Grand Investment Outlook 2025 berjalan dengan lancar, menarik, dan memberikan banyak manfaat bagi para peserta. Melalui diskusi ini, peserta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai prospek investasi dan dinamika pasar modal Indonesia di tengah perubahan kebijakan dan kondisi ekonomi global. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk menumbuhkan minat dan literasi investasi di kalangan generasi muda, sekaligus memperkuat peran mahasiswa dalam mendukung perkembangan pasar modal yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.