Melapangkan Jalan Anak Muda UPN Zaman Now
“ Mengapa bapak ibu mau jadi pengusaha ?,” tanya pak Doni dengan santai sambil melemparkan pandangan kepada 25 lebih anak muda yang duduk meriung di sofa dan kursi lipat, pagi itu, Jum’at tanggal 9 Februari yang lalu. Tak ayal, jawaban polos dan spontan bermunculan. Dari mulai bisa bekerja bebas, lebih menantang dan bisa lebih bisa berkreasi. Sambil tersenyum, Pak Doni, mendorong agar peserta Coaching Clinic Kewirausahaan yang diadakan oleh Sentra Bina UKM (SBU) untuk mempunyai keinginan ekstrinsik yang lebih dalam dan kuat lagi. “ motivasi agar lebih banyak membantu masyarakat luas atau mensejahterakan orang banyak akan menjadikan kita lebih tangguh menghadapi jatuh bangun usaha sebelum mencapai keberhasilan,” ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan teknik dan manajemen di kota Surabaya ini. Sebagai konsultan bisnis, pak Doni menekankan pentingnya konsistensi. “ dalam bisnis konsistensi hukumnya wajib, kalau ada yang beli cuma 5 produk kualitas harus sangat oke,kalau pembeli membeli 100.000 barang kualitasnya juga harus sangat oke..jangan sampai karena sudah laku kita jadi abai kualitas..bisa – bisa kita ditinggal konsumen,” ujarnya.
Coaching Clinic Kewirausahaan diselenggarakan oleh Sentra Bina UKM yang digawangi oleh ibu Alfida Aziz, yang juga dosen Kewirausahaan, merupakan salah satu unit binaan Fakults Ekonomi dan Bisnis (FEB). Clinic yang diikuti oleh mahasiswa yang diantaranya sudah memiliki usaha makanan, asesoris mobil,dan mukena dari beberapa program studi ini merupakan wujud nyata dari impian besar fakultas ekonomi dan bisnis untuk memotivasi dan mencetak anak muda zaman now menjadi wirausaha. Wakil Dekan III, Bapak Nobelson, ketika memberikan sambutan mewakili Dekan FEB, mendukung kegiatan yang penting ini. “ lebih banyak anak muda menjadi pelaku bisnis akan merubah mind set untuk menjadi pegawai negeri, ke depan kita akan adakan program yang lebih responsif ,” katanya di ruang kantor bersama SBU. Vinda Syakiya L, mengapresiasi program ini dan baru sadar bahwa melalui website ada negatifnya. “ baru tahu tuh kalo untuk pemula lebih bagus pake instagram kecuali kalo udah mapan,” ujar mahasiswi S1 Manajemen ini.
Di sela – sela berlangsungnya acara yang juga diliput oleh wartawan harian ekonomi NERACA, Dekan FEB, Prasetyo Hadi, menyempatkan diri hadir di ruang SBU. Kepada tim penyelenggara, Prasetyo Hadi, menginginkan agar calon wirausaha menjadikan ruang SBU sebagai kantor bersama, berdiskusi, membuat business plan, bernegosiasi dengan client dan lain sebagainya. Dekan yang lebih dikenal dengan panggilan, pak Pras, meminta pengurus SBU agar pasca clinic, pengurus SBU jangan lepas tangan tapi harus tetap memantain dan mendampingi calon pengusah ini. “ bagian crusial itu pasca kegiatan ini, kalau kita lepas maka terputus dan kegiatan seperti ini akan mubasir, sia-sia,karena itu pengurus harus kreatif,” katanya. “ Saya yakin banyak mahasiwa kita tidak hanya ekonomi tapi dari fakultas lain serta masyarakat sekitar kampus yang mempunyai keinginan tinggi berwirausaha tapi tidak tahu dan masih takut memulainya, tugas kita membantu mereka,” pungkasnya. (syarif)